Dosa Syirik Tak Terampuni? Justru Muhammad-lah Yang Melakukan Dosa Syirik Terbesar

(Sumbangan dari Hamba Tuhan Ex-Muslim)

Apakah benar Quran itu “suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci” seperti yang diwahyukan dalam Surat Huud 11:1?

Sungguh Muhammad itu “Nabi-Terakhir” yang justru telah meneruskan “wahyu” yang paling membingungkan umatnya, satu dan lain hal karena tidak ada kerapian susunan kronologi, dan tidak pernah terperinci seperti yang kita semua saksikan. Sesungguhnya Muhammad justru meneruskan satu kitab yang paling aneh dan membingungkan, karena diapun diam-diam menanggung banyak kebingungan dan ragu-ragu yang tak terselesaikan terhadap apa-apa wahyu yang sudah diturunkan kepadanya.

Sura 93:7 memperlihatkan betapa kebingungan Muhammad tersebut,

“Dan Dia mendapatimu (Muhammad) sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk”. Dan petunjuk yang Allah berikan kepada beliau adalah memerintahkan dirinya untuk tidak ragu-ragu melainkan berkonsultasi kepada para Ahli Kitab yang telah lebih paham wahyu:

“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu” (QS.10:94).

Namun adakah Muhammad (dan Muslim) pernah dengan rendah hati meminta petunjuk kepada orang-orang Nasrani dan Yahudi? Tidak sekalipun! Ego dirinya terlalu tinggi, dan para Muslim setuju-setuju saja membiarkan Muhammad dan dirinya juga untuk TIDAK USAH mengikuti perintah Allah yang dianggap sangat merendahkan martabat Sang Nabi. Sebaliknya Muhammad memproklamirkan dirinya sebagai petinggi tertinggi sejagat dalam suri teladan:

“Aku telah diutus sebagai generasi keturunan Adam yang terbaik keseluruhannya sejak penciptaan” (HS.Bukhari  4.56. no.757).

Bermiliar-miliar Muslim sejak abad ke-7 hingga sekarang bahkan menganggap Muhammad itu maksum dari dosa, kebal, terpelihara dan bebas dari dosa dan kesalahan apapun. Pandangan dan iman yang satu ini telah sedemikian merasuk dan menyatu kedalam hati dan pikiran setiap Muslim sehingga mereka kehilangan kepekaan dan kemampuan untuk mengkritisi kesalahan apalagi memprotes Nabi Junjungannya, sekalipun sampai-sampai kepada titik penyesatan!

Umat Islam diseluruh dunia selalu membutakan diri dengan cara “memaafkan” kekhilafan dan dosa nabinya yang telah dianggap sebagai lebih tinggi dari malaikat, yang bahkan bila diperolok akan memicu kemarahan Muslim yang jauh lebih besar ketimbang Allah SWT sendiri yang diperolokkan! Maka lihatlah sendiri betapa para Muslim misalnya akan membiarkan nabinya berbuat semena-menanya tanpa ada yang berani mengkritisi apalagi menggugat ajaran atau peri- lakunya:

1. Mengizinkan nabinya menikah poligamis sebanyak pasangan yang dia ingini – baik menikah resmi maupun bergundik-ria -- sementara para pengikutnya dibatasi maksimal empat istri.

2. Mengizinkan nabinya kawin dengan keponakan & siapa saja wanita yang menyerahkan dirinya (QS.33:50)

3. Muhammad dibebaskan dari hukum adat yang berlaku yang melarang untuk mengawini isteri dari anaknya (anak angkat resmi Zayd bin Muhammad), yang tadinya dia sendiri pula yang mengawinkan keduanya!

4. Mengizinkan nabinya kawin tanpa wali dan saksi (kawin dengan Zaynab, istri anaknya diatas)

5. Mengizinkan nabinya berpoligami tanpa usah mempertanggung-jawabkan syarat pokok yang diwajibkan Allah, yaitu harus berlaku seadil-adilnya diantara setiap istri. Nyatanya Muhammad mem-favoritkan istri pedofilnya secara terbuka, Aisha, sambil menyingkirkan istri lainnya, khususnya istri tuanya, Saudah, yang tidak mendapat hari-gilirnya lagi dari sang Nabi  (lihat kasus Um Salam, dan HS.Bukhari 60, no.312)

6. Mengizinkan nabinya tidak  bersunat  dengan melawan “Agama Ibrahim Yang Lurus” (QS.3:95, 16:123, 2:135 dst) yang seharusnya diturutinya Sunat Ibrahim secara lurus pula. Apa yang disyaratkan Tuhan kepada Abraham agar menjadikan keturunannya “anak-anak Abraham”? Sunat dihari ke-8! Dan pada hari ke-8, bayi Muhammad justru dibawa kepedalaman keluar kota Mekah (MH.Haekal p.50).

7. Tidak mempersoalkan nabinya yang tidak bayar zakat (melawan hukum wajib QS.41:6-7).

8. Mendiam-diamkan nabinya yang secara sangat tercela telah membatalkan puasa semau-maunya dihadapan Aisyah (HS.Muslim 6.2574).

9. Tidak berani bertanya kenapa Muhammad yang melarang umatnya untuk buang hajat menghadap kiblat namun ia sendiri kepergok melakukannya (HS.Muslim 2.510, Abu-Dawud.1.13).

Masih panjang sekali daftar pelanggaran Nabi Terbesar ini terhadap hukum –hukum dan aturan Allah yang dibakukan kepada seluruh manusia Islam, namun mendapati umatNya yang permisif bagi “keteladanan” sang Nabi yang menyimpang! Menjadikan kita semua layak bertanya: Lalu apakah arti-sebenarnya dari Hukum Allah dan Sunnah Nabi bagi setiap Muslim?

MUHAMMAD MELAKUKAN SYIRIK TERBESAR

Namun diatas segalanya, dibawah kenabian Muhammad ternyata semua Muslim -- sekali lagi: semua Muslim -- telah terperdaya oleh ulah-syirik Muhammad yang tidak bisa diperbaiki atau diampuni lagi. Ulah hebat apakah itu?

SIMAK BAIK-BAIK kilas balik tatkala Muhammad mencoba memonoteiskan Allah-Islamiknya dari konotasi “Allah” nya musyirikin Mekah yang tadinya sama-sama (baca: tercampur) disembah di Ka’bah. Tatkala itu di Ka’bah terdapat 360 patung berhala, termasuk al-Ilah, Allah-musyirikin Arab,

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (musyirikin): “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan?” [QS. 43: 87].

Nah, ilah-ilah di Ka’bah ini semua baru berhasil dihancurkan Muhammad ketika dia menaklukkan Mekah pada tahun 630 M. AKAN TETAPI Muhammad telah TERLANJUR memerintahkan “shalat 5-waktu” dengan mengubah kiblat shalat (dari Yerusalem ke Ka’bah yang belum disucikan itu) pada tahun 624. Yaitu tatkala Ka’bah masih najis ditempati oleh Allah (musyirikin) dan dipersekutukan “tempatnya dan namanya” sama-sama di Ka’bah dengan ALLAH (muslim)! Shalat dan penyembahan seperti ini adalah penyembahan syirik yang paling besar yang pernah dilakukan oleh Muhammad dan para pengikutnya! Dan Ini berjalan oke-oke saja selama ENAM tahun hingga dibersihkannya Ka’bah dari ilah-ilah najis ditahun 630. Dan kembali tidak ada seorang Muslimpun (kecuali saya, penulis!) yang berani menggugat kepada Muhammad  tentang penyesatannya yang satu ini, penyesatan yang paling tidak terampuni dimata “Allah Segala Allah”!

Dulu sewaktu masih Muslim, sayapun buta, tidak tahu, dan permisif seperti semua teman muslim saya yang lain. Ada semacam tabir-kegelapan yang setan sekatkan kepada otak dan hati saya. Kini saya baru terperangah dan sadar akan apa yang Yesus maksudkan ketika Dia berkata disaat-saat terakhirnya diatas kayu salib:

"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)