KESAKSIAN DRS. A. PURNOMO W.
Assalamu’alaikum Wrbkth.
Sebenarnya
hanya sedikit sekali ayat-ayat Al Qur’an yang saya pahami sebelum bulan Mei 1993
walaupun saya telah menunaikan rukun Islam yang kelima, menunaikan ibadah Haji
yang saya lakukan pada tahun 1983.
Ayat-ayat Al Qur’an yang saya hafal bacaannya diluar kepala walaupun
tidak paham mengenai artinya ialah ayat-ayat Al Qur’an yang selalu diucapkan
pada waktu sembahyang
Keinginan saya untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi tentang
isi buku Al Qur’an itu barulah timbul setelah Tuhan Yesus/Sayidina Rabboni Isa Al-Masih menjamah saya secara
ajaib pada tanggal 6 Mei 1993 di Kupang. Karena saya tidak menguasai bahasa Arab seperti halnya sebagian
besar umat Islam di Indonesia, maka saya mempelajari buku Al Qur’an yang ada
terjemahan bahasa Indonesianya yaitu buku Al Qur’an Terjemahan Indonesia P.T.
Sari Agung.
Keinginan
saya yang sangat mendesak untuk mempelajari isi buku Al Qur’an ini disebabkan
karena saya harus mencari jawaban terhadap peristiwa yang saya baru alami di
Kupang dimana saya telah dijamah Tuhan Yesus(yakni Sayidna Rabboni Isa Al-Masih) secara ajaib dan saya ingin
menyakinnya bahawa memang Yesus/Sayidina Isa dan bukan setan atau thogut yang telah menjamah saya secara
ajaib itu.
Setelah
tiga minggu saya meniliti dan mempelajari buku Al Qur/an tersebut barulah saya
memperoleh pengertian yang sebenarnya tentang siapa yang dimaksudkan dalam buku
Al Qur’an sebagai Allah dan siapa saja yang akan
menerima pahala dan yang akn diselamatkan yang akan masuk sorga. Untuk selanjutnya
perkenankanlah saya memberikan kesaksian saya bagaimana Sayidina Isa Al-Masih/Yesus
telah menjamah saya.
A.
JAMAHAN SAYIDINA ISA/YESUS YANG AJAIB.
Pada
suatu hari saya harus mengantarkan seorang mitra usaha saya yang berkebangsaan
Amerika, ke Kupang untuk bertemu dengan seorang yang di sekitar tahun 1973 pernah
mati dan hidup kembali pada hari ke enam. Orang Amerika
tersebut bernama Loduvicus Alexander suami dari kemenakan istri saya yang baru
bertobat dan masuk sekolah Teologia Fuller di California,
Di Bandara,
kami dijemput oleh Urias Bait, dosen Universitas Nusa Cendana Kupang dan
seorang ibu bernama M.T. Nalle Octavianus seorang pengusaha kontraktor di
Kupang yang selanjutnya mengantarkan kami ke Hotel Wisma Cendana Kupang.
Kami memberitahukan maksud kedatangan kami kepada mereka. Untuk maksud ini maka M.T.
Nalle berusaha mencari informasi mengenai hal ihwal orang yang pernah mati dan
hidup kembali tersebut. Setelah memperoleh informasi seperlunya, maka pada petang harinya
M.T. Nalle disertai beberapa orang lainnya mengantarkan kami ke So’e untuk
bertemu dengan salah seorang pendeta yang tertua di pulau
Mengingat
L. Alexander tidak sanggup melakukan perjalanan melalui laut dengan motor boat
atau perahu layar karena sering mabuk laut dan muntah-muntah maka kami
merencanakan untuk mencari seorang yang mengetahui alamat Silva Obed agar
menjemput Silva Obed dari kampung Amfoang dengan motor boat yang akan kami charter atau sewa.
Esok harinya tanggal 6 Mei 1993, kami mendapatkan informasi dari G.J. Koamesah-Rondo, sahabat dari Urias Bait
bahawa Silva Obed beserta suaminya sering singgah dirumah adiknya yang bernama
Richard Rondo, yaitu pada waktu-waktu Silva Obed melakukan perjalanan melayani
Tuhan di Kupang. Oleh sebab itu pada
petang harinya rombongan kami datang mengunjungi rumah Richard Rondo di
Bakunase yang terletak di pinggir
Richard Rondo merasa perlu untuk menceritakan peristiwa mujizat yang
dialami oleh Silva Obed dan suaminya Lazarus pada sekitar tahun 1973. Keluarga Lazarus adalah
petani miskin yang hanya hidup dari bercocok tanam. Pada suatu hari setelah mereka berdua selesai
bekerja diladang dan hendak berangkat pulang ke rumahnya Silva Obed mendengar
suara Tuhan yang bepesan bahwa ia akan mati pada keesokan harinya tetapi akan
dipakai Tuhan untuk melayani orang-orang disekitarnya untuk memberitakan khabar
keselamatan dan agar orang-orang tersebut bertobat karena sebagian besar dari
mereka belum mengenal Tuhan. Oleh sebab
itu jika Silva Obed mati maka ia tidak boleh dikuburkan dan merupakan tugas
suaminya untuk hanya
membaringkannya di bale-bale dan dijaga selama
Tentu
saja peristiwa ini menggemparkan masyarakat Amfoang terlebih lagi setelah tiga
hari dibaringkan di bale-bale dan suaminya terus-menerus berdoa disampingnya,
tubuh Silva Obed mengeluarkan cairan yang sangat busuk baunya sehingga lurah
memerintahkan kepada Lazarus untuk segera menguburkan Silva Obed istrinya itu
agar tidak terjadi kehebohan di kampung Amfoang.
Walaupun lurah dan camat mendesak agar Silva Obed segera dikuburkan
tetapi suaminya Lazarus tetap tidak mau melaksanakannya karena dia sudah
berjanji kepada isterinya untuk melaksanakan pesan Tuhan sampai Silva Obed
dibangkitkan pada hari ke enam. Akhirnya lurah dan camat dapat memahami sikap Lazarus, tetapi tetap
memperingatkannya, kalau pada hari ke enam Silva Obed tidak hidup kembali harus
dikuburkan. Ternyata pada hari ke
empat cairan yang keluar dari tubuhnya mulai berhenti dan bau busuknya mulai
berkurang dan pada hari ke
Akhirnya masyarakat turut kagum dan mengucap syukur atas peristiwa yang
sungguh ajaib itu.
Sejak itu Silva Obed, walaupun buta huruf dapat memberitakan firman
Tuhan sesuai Alkitab dalam bahasa asli daerah
Kemudian
lima tahun yang lalu, sekitar tahun 1988 Silva Obed beserta suaminya untuk
pertama kalinya singgah di rumah Richard Rondo dan pada saat itulah putri dari
Richard Rondo yang bernama Gloria Pricila menerima anugerah berupa karunia
penglihatan, karunia pendengaran dan bahkan dapat memahami keseluruhan isi AlKitab
walaupun anak perempuan tersebut baru berusia 11 tahun. Demikianlah cerita singkat
yang disampaikan oleh Richard Rondo kepada kami tentang Silva Obed dan suaminya
Lazarus dan anugerah karunia yang diterima putrinya Gloria Pricila.
Setelah
itu Richard Rondo beserta seluruh keluarganya termasuk Gloria Pricila memohon
diri kepada kami untuk melakukan doa di ruang
dalam. Suara nyanyian pujian terdengar
dari ruang dalam sampai ruang depan dimana kami berada. Dan untuk pertama kalinya
saya baru mengetahui bahwa sebelum orang Kristen berdoa, mereka mengangkat lagu
pujian terlebih dahulu. Setelah
selesai berdoa Richard Rondo keluar dari ruang dalam diikuti seluruh
keluarganya sambil berseru bahwa Roh Kudus akan
mengarahkan Silva Obed dan suaminya berangkat dari Amfoang ke Kupang keesokan
harinya. Tentu saja berita ini merupakan
berita yang aneh bagi saya, lalu segera saya tanyakan kepada Richard Rondo apa yang dimaksudkannya dengan Roh Kudus yang akan
mengarahkan mereka dari Amfoang ke Kupang dan siapa Roh Kudus itu? Kemudian Richard Rondo
sekali lagi menjelaskan kepada saya bahwa melalui berita Tuhan yang diterima
Gloria Pricila maka Roh Allah akan menggerakkan mereka untuk datang ke Kupang
dan dijelaskan juga bahwa Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.
Setelah dengar terheran-heran saya mendengarkan penjelasan Richard
Rondo maka saya terjemahkan berita itu kepada L. Alexander dan diapun tertawa
sambil berkata bahwa hal ini adalah peristiwa yang luar biasa karena walaupun
tidak ada hubungan telepon tetapi berita yang begitu cepat telah dapat
disampaikan melalui Roh Kudus.
Kemudian Richard Rondo memohon lagi untuk berdoa mengucap syukur karena
Roh Kudus telah campur tangan menuntun Silva Obed dan suaminya untuk datang ke
Kupang. Tetapi kali ini acara doa
tidak dilakukan diruang dalam melainkan tetap dilakukan diruang depan, dimana
kami semua berada. Karena mereka semua akan berdoa, sedangkan saya bukan orang Kristen maka saya
bersiap-siap untuk keluar ruangan dan pandangan mata saya menuju ke luar yang
ternyata hari sudah malam dan gelap. Pada waktu saya ragu-ragu untuk keluar karena di luar sangat gelap
maka Richard Rondo menawarkan kepada saya untuk tinggal saja di ruangan itu dan
duduk di ujung ruangan yang ada kursinnnya. Sayapun langsung duduk di kursi yang ada di
sudut dan mengamati dengan tenang apa yang akan mereka
lakukan dalam doa tersebut. Setelah itu
Richard Rondo memulai memimpin doa syukur dengan
terlebih dahulu mengangkat lagu-lagu pujian dan penyembahan. Baru saja Richard Rondo
memulai dengan doanya maka sekonyong-konyong Gloria Pricila yang mempunyai
karunia penglihatan dan pendengaran mengucapkan dengan lantang sambil
memejamkan matanya dengan kepala tertunduk kebawah banyak malaikat turun ke
ruangan itu bahkan ruangan itu hampir penuh dengan malaikat. Dengan adanya berita mengenai
turunnya malaikat maka seluruh hadirin yang ada di situ menundukkan kepalanya
dan satu orangpun tidak ada yang berbicara kecuali Gloria Pricila yang terus
menyebutkan tentang kehadiran para malaikat.
Selanjutnya Gloria Pricila memberitahukan bahwa Yesus/Sayidina Isa telah
datang dan berada di tengah-tengah mereka, kemudian seluruh hadiran secara
serempak sujud dengan mukanya dirapatkan ke lantai tikar. Saya yang sejak tadi mengamati dan ikut
mendengar semua ucapan Gloria Pricila sebenarnya takjub melihat semua yang
terjadi dan saya terus melihat ke atas dan ke sekeliling ruangan dengan harapan
saya dapat melihat Yesus dan para malaikatNya, tetapi saya tidak melihat
apa-apa kecuali yang saya lihat hanyalah seluruh hadirin sujud dengan muka
merapat ke lantai dan Gloria Pricila yang duduk dengan menundukkan kepalanya
dan terus mengucapkan tentang kehaidran Yesus.
Sementara itu Yesus menghampiri L. Alexander dan memberkatinya karena
dia akan membuat dan menyusun dokumentasi mengenai kuasa Tuhan yang hidup yang
dinyatakan melalui peristiwa ajaib yang dialami oleh Silva Obed agar orang-orang
di Amerika tahu bahwa Tuhan menyatakan kuasaNya sampai sekarang.
Setelah Yesus/Isa A.M. memberkati L. Alexander maka Yesus berjalan ke
tengah-tengah ruangan kemudian melihat saya yang sedang duduk di sudut ruangan. Saya terkejut ketika Gloria Pricila menyebut nama saya, maka saya terus mengamati Glori Pricila yang
tetap menundukkan kepalanya ke bawah dengan mengucapkan apa yang dilakukan oleh
Yesus/Sayidina Isa a.s. Sambil memandang saya Yesus/Isa datang menghampiri saya dan berdiri di
hadapan saya sedangkan saya tetap mengamati Gloria Pricila sambil sekali-sekali
melihat ke sekeliling saya dengan harapan saya dapat melihat Baginda. Tetapi ternyata saya tetap
tidak melihat apa-apa. Setelah
Yesus/Sayidina Isa berdiri di hadapan saya maka Yesus/Sayidina Isa membuka telapak tangan kanan yang
menunjukkan angka sepuluh, kemudian membuka telapak tangan kiri yang
menunjukkan huruf tanda tanya yang besar. Sejenak Yesus/Isa A.M. memperhatikan
telapak tangan kiri tersebut, kemudian Yesus menutup kembali telapak tangan
kanan yang di susul dengan menutup telapak tangan kiri. Segera setelah telapak tangan kiri ditutup
maka terasa ada benda yang jatuh di atas kepala saya sehingga saya berusaha
menoleh ke atas untuk mengetahui apa
gerangan yang terjatuh di atas kepala saya, tetapi ternyata saya tidak bisa
menggerakkan kepala saya bahkan tangan saya yang ingin meraba kepala saya pun
seolah-olah terikat tidak bisa bergerak.
Kemudian benda yang terjatuh di atas kepala saya tersebut lambat laun terasa merupakan
pegangan tangan yang mencengkeram kepala saya yang pegangannya makin lama makin
keras sehingga mulai terasa sakit dan seolah-olah kuku jarinya di tekankan di
kepala saya. Di saat itu saya mulai takut karena saya
telah merasakan ada sentuhan dan pegangan yang dengan kuatnya mencengkeram
kepala saya tetapi wujud tubuhnya sama sekali tidak
kelihatan. Sementara
itu Gloria Pricila tetap menyebutkan bahwa Yesus berdiri di hadapan saya. Saya mulai berfikir apa
gerangan kehendak Yesus/Isa untuk menyakiti kepala saya. Kemudian terlintas di pikiran saya yaitu jika
yang mencengkeram kepala saya hingga terasa sakit sekali ialah Yesus maka saya akan berserah diri kepada Yesus. Oleh sebab itu saya berbisik di dalam hati
saya demikian: “Jika memang Engkau Yesus atau Sayidina Isa yang berdiri di hadapanku dan
mencengkeram kepalaku hingga terasa sakit sekali ini maka aku akan menyerahkan
diriku kepadaMu.” Segera
setelah bisikan saya selesai saya ucapkan, maka saya merasakan bahwa
cengkeraman tangan Yesus/Isa Al-Masih dilepaskan dan beban sakit pun hilang hingga perasaan
lega pun timbul. Tetapi ternyata
Yesus masih berdiri di hadapan saya dan sekali lagi membuka telapak tangan
kanan yang menunjukkan angka sepuluh dan menyusul membuka lagi telapak tangan
kiri yang tadinya menunjukkan huruf tanda tanya besar
tetapi sekarang juga menunjukkan angka sepuluh, kemudian Yesus menumpangkan
tanganNya ke atas kepala saya dan saya diberkati. Setelah itu, Yesus pergi
dari ruangan itu di ikuti oleh seluruh malaikat.
Sementara itu saya menjadi gelisah karena memikirkan pernyataan saya
yang berserah diri pada Yesus. Mengapa harus saya nyatakan demikian, padahal saya bukan orang
Kristen, selain itu sayapun merasa telah mengkhianati agama saya sehingga
keadaan saya pada saat itu disamping merasa lega karena dibebaskan dari
cengkeraman tangan yang menyakitkan sekaligus berada dalam pikiran yang kacau
balau.
Setelah
seluruh malaikat meninggalkan ruangan itu maka para hadirin tidak lagi sujud
tetapi kembali duduk seperti semula dan semua pandangan mata mereka tertuju
pada saya, sedangkan Richard Rondo langsung bertanya kepada saya mengapa huruf
tanda tanya yang besar di telapak tangan kiri berubah
menjadi angka sepuluh. Pada saat itu
saya sebenarnya berada dalam keadaan yang tertekan karena mempunyai perasaan
bersalah sebagai telah mengkhianati agama saya(Islam). Saya pun langsung
menanyakan kepada Richard Rondo tentang arti angka sepuluh yang dijawabnya
bahwa angka sepuluh adalah angka yang tertinggi bagi orang Kristen. Kemudian saya pun menceritakan apa yang terjadi terhadap diri saya pada waktu Gloria
Pricila menyebutkan bahwa Yesus/Isa A.M. menutupkan telapak tangan kiri. Dia tetap berdiri di
hadapan saya, dan pada waktu itu terasa ada yang mencengkeram kepala saya
sampai terasa sakit sekali yang baru dilepaskan dari cengkeraman tangan
tersebut setelah saya mengucapkan dalam hati saya bahwa saya menyerahkan diri
saya pada Yesus/Sayidina Isa. Dan dengan
keterangan saya tersebut Richard Rondo berseru: “HALELUYA, Pak Purnama telah menerima Yesus.”
Langsung saya menjawab bahwa saya tidak menerima Yesus karena saya
sendiri tidak begitu menyadari mengapa keluar dari hati sanubari saya ucapan
bahwa saya berserah diri kepada Yesus/Isa A.M. dan ternyata pernyataan tersebut telah
membebaskan saya dari cengkeramanNya yang dahsyat. Dalam keadaan perasaan yang
gelisah saya minta agar kami segera pulang ke hotel karena saya merasa letih
dan perlu istirahat.
Keesokan
harinya sekitar jam empat pagi waktu setempat saya telah bangun dan bermaksud
melakukan sembahyang subuh. Tetapi pada saat itu terlintas dalam ingatan saya peristiwa yang
terjadi terhadap diri saya kemarin malam tentang bagaimana dahsyatnya tangan
Yesus/Isa mencengkeram kepala saya dan masih terngiang-ngiang ucapan Richard Rondo
bahwa saya telah menerima Yesus. Oleh sebab itu timbul perasaan takut kalau-kalau Yesus/Isa datang lagi
sedangkan saya hanya seorang diri berada di kamar hotel. Setelah berfikir sejenak
maka saya tetap berniat untuk melakukan sembahyang subuh dan langsung mencari
sajadah saya (Tikar sembahyang dari bahan permadani) yang seingat saya, saya
letakkan di atas kursi hotel. Tetapi sajadah tersebut setelah saya cari di kursi, kemudian dalam
kopor dan dalam lemari pakaian ternyata tidak saya ketemukan. Menurut hemat saya tidak
mungkin sajadah itu hilang begitu saja, tentunya ada orang yang
menyembunyikannya. Pikiran saya segera tertuju kepada L. Alexander bahwa dialah yang
menyembunyikan sajadah saya tersebut karena dia pernah mengatakan mengapa saya
harus mencari arah kiblat terlebih dahulu sebelum melakukan sembahyang. Hal ini dikatakan pada
waktu di
Karena pengalaman itu saya telah mencurigai L. Alexander, maka saya
segera keluar dari kamar saya dan menuju kamar L. Alexander yang letaknya tidak
jauh dari kamar saya dan langsung mengetuk-ngetuk pintunya. Sambil terkejut dia
terbangun dan bertanya “Mengapa membangunkan saya sepagi itu?” Kemudian saya bertanya
apakah dia yang menyembunyikan sajadah saya dan dia menjawab bahwa sejak saya
pernah marah karena pembicaraan arah kiblat, maka sejak itu dia tidak pernah
lagi masuk ke kamar saya maupun mengambil sesuatu termasuk sajadah saya.
Oleh sebab itu sayapun segera melaporkan kepada reseptionist hotel dan
mengajukan keluhan bahwa barang saya dikamar ada yang hilang. Kemudian reseptionist menanyakan kepada saya “..barang apakah yang hilang dari kamar anda?” Saya jawab bahwa sajadah
saya hilang dari kamar. Lalu sambil menertawakan saya, reseptionist itu berkata bahwa
dihotel ini tidak pernah terjadi peristiwa kehilangan uang ataupun barang
lainnya dari kamar tamu apalagi sajadah yang tidak ada nilainya. Mendengar bahwa sajadah
saya tidak ada nilainya, maka saya pun tersinggung lalu marah dan membentak
reseptionist tersebut sambil berkata bahwa sajadah tersebut sangat tinggi
nilainya karena dipergunakan untuk sembahyang. Melihat keadaan saya yang marah itu maka
reseptionist tersebut segera meminta maaf dan berjanji akan
mencarinya dengan jalan menanyakan seluruh karyawan yang bekerja di hotel
tersebut. Dan ternyata
setelah staf hotel mencarinya maka tidak seorangpun yang mengambil dan melihat
sajadah saya.
Kemudian pada siang harinya kami datang kerumah Richard Rondo untuk
menanyakan berita selanjutnya mengenai Silva Obed dan suaminya. Richard Rondo mengatakan bahwa telah diterima
berita melalui Gloria Pricila bahwa pagi sewaktu Silva Obed dan suaminya
bersiap-siap untuk berangkat dari kampung Amfoang ke Kupang mereka telah di
tahan oleh keluarga yang anaknya sedang menderita sakit jiwa dan meminta agar
Silva Obed menyembuhkan anaknya yang sedang sakit jiwa tersebut supaya dapat
kembali waras. Oleh
sebab itu kedatangan Silva Obed ke Kupang mengalami penundaan dan baru
diharapkan sampai ke Kupang setelah beberapa hari kemudian.
Ketika
saya memberitahukan kepada Richard Rondo bahwa saya telah kehilangan sajadah
pada pagi ini, dia pun memberi komentar bahwa karena saya sudah menerima Yesus/Isa A.M.
maka saya tidak perlu lagi sembahyang di atas sajadah tersebut oleh sebab itu
saya pun tidak perlu memiliki sajadah. Justru komentar itu yang membuat saya gelisah dan keinginan yang
begitu mendesak untuk mengetahui siapa Yesus/Sayidina Isa A.M.itu sebenarnya yang telah
mencengkeram kepala saya dengan dahsyat.
Karena
tertundanya kedatangan Silva Obed beserta suaminya ke Kupang, maka saya
putuskan untuk segera pulang ke Jakarta dan memberitahukan L. Alexander agar
tinggal saja di Kupang menunggu sampai tibanya Silva Obed dan suaminya
sedangkan penerjemah sebagai ganti saya dapat dilakukan oleh Urias Bait Dosen
dari Universitas Nusa Cendana Kupang yang telah bersedia bertindak sebagai
penerjemah. Tetapi karena perasaan
solider terhadap saya maka kami sama-sama pulang ke Jakarta, tetapi kemudian L.
Alexander pergi lagi ke Kupang setelah Silva Obed dan suaminya tiba di Kupang.
Segera setelah saya berada kembali di
Akhirnya
saya memutuskan untuk menelitinya dari buku Al Quran dengan pemikiran bahwa
jika di dalam buku Al Quran tidak dapat diungkapkan siapa sebenarnya Isa Al-Masih/Yesus itu
maka yang menjamah saya memang setan-iblis tetapi, jika dari kitab Al Quran
dapat diungkapkan siapakah Yesus/Sayidina Isa A.M. itu maka saya percaya dan yakin bahwa yang
menjamah saya di Kupang pada waktu itu adalah benar-benar Yesus/Isa Al-Masih dan
saya akan konsekwen berserah diri kepadaNya.
B.
AYAT-AYAT
Mulai
dari tanggal 12 Mei 1993 saya mulai dengan intensif mempelajari buku Al Qur’an
terjemahan Indonesia, terbitan PT. Sari Agung, tertanggal 2 Oktober 1991. Saya mempelajari Al Qur’an
dengan ada terjemahan bahasa Indonesianya karena saya sendiri tidak menguasai
bahasa Arab. Setelah
lebih seminggu saya pelajari dengan intensif amak saya menemukan ayat Al Qur’an
yang menyatakan bahwa Isa Putra Maryam diberkati dengan pelbagai mujizat.
Oleh sebab itu, Dia
dapat menyembuhkan orang buta, orang sakit lepra dan menghidupkan orang yang
sudah mati.
Pada saat itu pula saya merasa sakit kepala dimana rasa sakitnya hampir
menyamai rasa sakit pada waktu kepala saya dicengkeram oleh tangan Yesus/Sayidina
Isa Al-Masih di Kupang. Maka saya segera berdoa dan
memohon kepada Isa a.s. agar Dia menyembuhkan sakit
kepala saya karena menurut saya Al Qur’an Dia dapat menyembuhkan penyakit yang
lebih berat lagi yaitu lepra. Tetapi doa saya tidak terkabul karena rasa sakitnya masih tetap saja. Kemudian untuk kedua-kalinya
saya berdoa dan rasa sakitnya tetap saja bahkan sakitnya lebih parah. Akhirnya saya berpikir mungkin cara berdoa saya yang salah dan terlintas dalam ingatan saya
bahwa pada waktu di Kupang orang-orang Kristen berdoa dengan menyebut nama Yesus yaitu nama Sayidina Rabboni Isa Almasih. Oleh sebab itu untuk ketigakalinya saya
berdoa tetapi sekarang dengan menyebut nama Yesus Kristus
dan memohon kepadaNya untuk kesembuhan sakit kepala saya. Segera setelah ucapan doa
saya selesai, maka sakit kepala saya terasa diangkat perlahan-lahan sehingga
sakitnya pun hilang sama sekali dan terasa seluruh tubuh dipulihkan kembali
sehingga menjadi segar bugar. Air mata
saya berlinang karena saat itulah saya yakin bahwa nama
Yesus itu adalah nama Dia yang hidup, yang telah mendengarkan doa saya.
Kemudian
saya terus mempelajari ayat-ayat- Al Qur’an sampai saya menemukan ayat-ayat- Al
Qur’an yang sangat menentukan bagi saya untuk menerima Yesus dan penelitian
saya berakhir pada tanggal 28 Mei 1993 dengan diketemukannya ayat-ayat penting
yang perlu saya ketahui antara lain ayat-ayat yang menyatakan:
-
Al Qur’an adalah bagian dari Alkitab
(Az Zukruf ayat 4)
-
Al Qur’an membenarkan berlakunya Taurat dan Injil
(surat-surat Al Baqarah, Aali Imraan, An Nisaa, dll)
-
Al Qur’an ditujukan untuk bangsa Arab yang berbahasa Arab
(Fushshilat ayat 3)
-
Muhammad bukan penolong dan penyelamat melainkan seorang yang memberi peringatan
(Az Zumar ayat 19. Al Baqaroh ayat 119)
- Atas perintah/firman Allah, Isa Almasih putra Maryam
adalah orang yang paling atas kedudukannya di dunia dan akhirat.
(Aali
Imraan ayat 45)
-
Umat Nasrani/Ahli Kitab yang beriman masuk syurga
(Al Maidah ayat 65)
Kemudian
setelah ditemukan ayat yang
sangat menetukan bagi saya yaitu:
-
Isa Almasih adalah petanda bagi kiamat, oleh sebab itu ikutlah dan
taatlah kepada Isa Al-Masih karena inilah jalan yang lurus.
(Az Zukhruf ayat 61 dan ayat 63),
maka saya ambil keputusan bahwa yang menjamah saya di Kupang dengan dahsyat
adalah Yesus/Sayidina Isa Al-Masih Oleh sebab itu saya konsekwen menerima Yesus dengan sukacita dan
akhirnya telah dibaptis pada tanggal 30 Mei 1993. Adapun mengenai pengungkapan yang lebih
terperinci mengenai Al Qur’an, Allah, Muhammad, Isa Almasih dan para
pengikutnya (Umat Nasrani) dapat dilihat daripada rencana-rencana dan makalah-makalah
yang ditampil di dalam
Laman Web ini.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb.
Penyusun
Drs. A. Purnama W.